Kota Batu – Tingginya curah hujan di Kota Batu belakangan ini mendorong Bhabinkamtibmas Kelurahan Sisir, Polsek Batu, Aiptu Gatot Jarwanto, untuk melakukan pendekatan preemtif dan preventif yang inovatif.
Kali ini, fokusnya bukan hanya pada aspek keamanan konvensional, melainkan juga pada pengelolaan lingkungan yang berdampak langsung pada ketertiban umum.
Bertempat di TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) “Sisir Nyawiji” di Jalan Sutan Hasan Halim, Aiptu Gatot melakukan kegiatan sambang dan pendampingan khusus terkait penerapan prinsip 3R, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan yang dilakukan bersama Ketua TPS3R Sisir Nyawiji, Bapak Sigit, dan Bendahara, Ibu Nunik Halimah ini, berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi sampah yang banyak basah akibat intensitas hujan yang tinggi.
Sampah basah yang tercampur dengan sampah kering, terutama plastik dan kertas, menyulitkan proses pengelolaan lebih lanjut, khususnya untuk didaur ulang atau bahkan untuk proses pembakaran yang lebih ramah lingkungan di insinerator.
“Kondisi musim penghujan dengan curah hujan tinggi seperti sekarang ini menimbulkan masalah baru. Sampah basah, khususnya sisa organik, jika tercampur dengan sampah kering seperti plastik dan kertas, akan membuat semuanya menjadi lembap dan sulit diproses. Pembakaran pun menjadi tidak optimal dan menimbulkan asap lebih banyak. Untuk itu, kunci utamanya ada di sumbernya, yaitu di rumah tangga,” jelas Aiptu Gatot.
Dalam pendampingannya, Aiptu Gatot menekankan pentingnya peran serta aktif warga Kelurahan Sisir untuk mulai memilah sampah dari rumah.
Pemilahan sederhana antara sampah basah (organik) seperti sisa makanan dan daun-daunan, dengan sampah kering (anorganik) seperti plastik, kertas, kaca, dan logam, dinilai akan sangat membantu kerja pengelola di TPS3R.

“Prinsip 3R, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang), harus kita hidupkan. Dengan memilah sampah, sampah kering yang masih bernilai ekonomi seperti botol plastik dan kardus bisa langsung disetor ke bank sampah atau didaur ulang, tidak terkontaminasi sampah basah. Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Ini mempermudah proses pembakaran untuk sampah yang memang tidak bisa terkelola lagi, sehingga asapnya berkurang dan lingkungan lebih sehat,” tambahnya.
Bapak Sigit, selaku Ketua TPS3R, menyambut baik inisiatif dan pendampingan dari Bhabinkamtibmas ini.
“Kehadiran Bapak Gatot sangat memotivasi kami. Selama ini, tantangan terbesar kami memang sampah yang tercampur. Dengan adanya himbauan langsung dari aparat kepolisian, kami berharap ada ‘greget’ lebih bagi warga untuk mendukung program pemilahan sampah. TPS3R ini adalah aset warga, keberhasilannya tergantung partisipasi semua pihak,” ujarnya.
Sementara itu, Ibu Nunik Halimah selaku Bendahara menambahkan, pemilahan sampah dari rumah juga akan meningkatkan nilai ekonomis sampah kering.
“Kalau sampah kering seperti kardus dan botol plastik sudah bersih dan tidak basah, harganya lebih baik. Ini bisa menambah pemasukan bagi TPS3R yang pada akhirnya kembali untuk kepentingan operasional dan kebersihan lingkungan warga,” terangnya.
Kapolsek Batu, AKP Muhammad Subhan, S.H. mendukung penuh langkah yang diambil oleh Bhabinkamtibmasnya.
“Ini adalah bentuk pelayanan Polri yang adaptif dan solutif. Masalah sampah di musim hujan, jika tidak ditangani, bisa menimbulkan bau, banjir, dan konflik sosial. Dengan pendekatan yang humanis dan edukatif seperti ini, kami tidak hanya mencegah gangguan kamtibmas, tetapi juga turut serta dalam membangun budaya bersih dan tertib warga,” tegasnya.
Kegiatan sambang dan pendampingan ini diharapkan menjadi pemicu bagi terciptanya sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di Kelurahan Sisir, sekaligus memperkuat sinergi antara Polsek Batu, pengelola TPS3R, dan seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan tertib.(*)